TOKOH PEMERAN DRAMA
Parawansyah sebagai Ancha (tokoh protagonis/utama)
--baik hati, suka menolong, ramah
Parawansyah sebagai Ancha (tokoh protagonis/utama)
--baik hati, suka menolong, ramah
Fatimah Noviana sebagai Putri
--gadis cantik
dan baik hati
A. Musfirawati W. sebagai Ibu Tiri(tokoh
antagonis)
--jahat dan suka
menyiksa anak tirinya
SS. Tjinmin M. sebagai Tjinmin/saudara tiri(tokoh antagonis)
--jahat dan suka
menyuruh Ancha
Reski Fitriani
F. sebagai Reski (tokoh antagonis)
--Jahat dan suka
menyuruh Ancha
Mughni Rasyid
sebagai ayah Putri
--Baik dan penyayang.
Riska Ulfa D. sebagai Ibu Putri
Riska Ulfa D. sebagai Ibu Putri
--baik dan penyayang
A. Mustika Ayu
sebagai Mustika/teman Putri sekaligus bekerja di rumah Putri
--baik
Ira Pratiwi
sebagai Tiwi/teman Putri sekaligus bekerja di rumah Putri
--baik
Iwan Riska Udin
K. sebagai Iwan
--baik
11
Ancha dan sepatunya
Pada suatu hari hiduplah seorang gadis
cantik anak dari saudagar kaya raya pemilik perkebunan teh yang bernama Putri.
Putri : ayah, bolehkah aku
bermain dengan kucing kesayanganku?
Ayah :boleh saja asal kamu ditemani
oleh Mustika dan Tiwi.
Putri :tapi aku tidak mau
ditemani oleh mereka ayah, aku yakin kalau aku
Bisa jaga diri.
Ibu :iya
ayah, lagian putri kita kan bukan gadis kecil lagi yang mesti kita
Jaga jadi biarkanlah dia pergi. (bela ibu)
Ayah :baiklah kalau begitu.
Putri : terima kasih
ayah, ibu… (sambil memeluk lengan ibunya)
Disaat Putri bermain dengan asyiknya
tiba-tiba dia tidak sadar kalu dia telah bermain cukup jauh dia tersesat
dihutan dan dia tidak tahu jalan pulang.
Putri : Dimana aku?
(bingung)
TOLONG…TOLONG…Siapapun
yang ada disini tolong aku..
Pada saat itu juga Putri kelelahan dan
pingsan.
*Di rumah yang lain
hiduplah seorang pemuda yang bernama
Ancha. Dia hidup bersama kedua saudara tiri dan ibu tirinya. Ancha selalu
disiksa oleh mereka.
Ibu Tiri : Ancha, apakah kamu sudah
bersihkan taman belakang, mencuci piring
dengan mengepel lantai?
Ancha : sudah bu.
Tjinmin :Ancha mana sepatuku?
Ancha : Ini kak(sambil
menyodorkan sepatu)
Tjinmin :apa ini katanya bersih
padahal masih bau dan kotor. Cuci kembali!
Pokoknya hari ini harus selesai.(sambil melemparkan sepatu ke arah
Ancha )
Ancha : iya kak.
Tiba-tiba Reski datang
Reski :
Ancha mana makanannya? Kenapa kau tidak memasak ?? apakah
kamu mau saya mati kelaparan.
Ancha : maaf ka’ saya
belum mengambil kayu bakar di hutan.
Ibu Tiri :apalagi yang kau
tunggu kau ingin membuat anak ku kelaparan cepat pergi cari kayu bakar.
Ancha :iya bu.
*Di rumah Putri
ayah dan ibu mulai cemas kemudian ayah
Putri menyuruh Mustika, Tiwi dan Iwan untuk mencari anaknya.
Ayah :Mustika, Tiwi, Iwan
tolong cari putriku di sekitar sini.
Iwan : baiklah tuan kami akan
mencarinya.
Setibanya dihutan
Mustika, Tiwi, Iwan : Putri,, Putri,, kamu
dimana?
(mereka berteriak-teriak mencari Putri)
Tak terasa mereka telah lama mencari Putri
Mustika :kita sudah berjam-jam mencari
Putri, aku sudah lelah, sebaiknya kita lanjutkan pencarian besok saja
Tiwi
:iya aku juga sudah kelelahan
Iwan
:baiklah,kalau begitu ayo kita pulang!!!
Disaat ancha mencari kayubakar
dihutan,ancha melihat seorang gadis tak sadarkan diri
Ancha :siapa dya?
(mendekati putri) bukannya anak orang kaya itu? Ku akan membawanya pulang ..
Kemudian ancha membawa putri ke
rumahnya.sesampai dirumah putri, ancha melihat 3 orang berbincang, dan Ancha
pun menghampirinya.
Mustika :astaga putri,apa yang terjadi
padanya?
Ancha :iya aku menemukannya pingsan
di tengah hutan….
Tiwi :
syukurlah,putri selamat, terima kasih banyak..
Oh ya namamu?
Tiba-tiba ancha teringat pesan ibu tirinya
dan tergesa-gesa meninggalkan rumah putri, sampai-sampai sepatunya terlepas
sebelah dan tak sempat untuk mengambilnya..
Sesampai di rumahnya, dia sangat panic.
Dia khawatir akan dimarahi lagi oleh ibu tirinya
Ibu tiri :ancha mana kayu bakarnya???
Ancha : aku lupa bu
Ibu tiri : dasar anak tidak tahu
diri,setiap hari sudah saya kasih makan,tapi
Begini balasanmu sam saya… BODOH..!!!!???
Reski : ada apa lagi bu ?
Ibu tiri : biasa Ancha berulah lagi dya lupa mengambil kayu
bakar di hutan
Tjinmim: dasar.. pukul saja bu,biar dia
tau rasa (sambil mendorong
Ancha)
*Di rumah putri
Keesokkan
harinya Putri sadar
Putri : ada dimana aku?
Siapakah yang membawaki kesini?
Mustika :kami tidak tau siapa tapi dia hanya meninggalkan sepatunya
yang
Kiri.
Putri : mana ?
Tiwi : ini putri(memberikan sepatu)
Mulai saat itu Putri mengadakan sayembara untuk mengetahui siapa pemilik
pasangan sepatu itu. Pada saat itu juga Ancha datang ke rumah putri berniat
untuk mengambil pasangan sepatunya yang ketinggalan.
Ancha : boleh
saya ambil sepatuku?
Putri :
siapa kamu?
Ancha :saya pemilik
sepatu itu.
Putri :
apa buktinya?
Ancha : ini(menunjukkan
sepasang sepatunya )
Putri :
jadi kamu yang pernah menyelamatkan aku d hutan?
Ancha :iya Putri
Putri :
siapa nama kamu?
Ancha : namaku Ancha
Putri :
terima kasih Ancha kamu telah menolongku.
Kemudian Putri memanggil ayah dan ibunya.
Putri :
ayah, ibu kesinilah
Ayah : ada apa
Putri?
Putri
:ayah, dialah orang yang pernah menyelamatkanku dihutan.
Ayah : oh,
siapa namamu nak ?
Ancha :Ancha tuan.
Ibu
: dimana kamu tinggal nak?
Ancha :di desa seberang tuan.
Ayah :terima
kasih nak kamu sudah menolong anakku, sebagai
Imbalannya
maukah kamu menikah dengan putriku?
Ancha hanya terdiam
Ayah : kenapa
diam?
Ancha :tapi
tuan, saya cuma orang miskin.
Ayah : tidak
apa, kami tidak memandang status sosialmu tapi kami
Melihat ketulusan hatimu.
Ancha : baiklah tuan
saya bersedia menikah dengan Putri.
Akhirnya pun Ancha dan Putri menikah dan hidup bahagia selamanya tanpa ada siksaan saudara tirinya.
Akhirnya pun Ancha dan Putri menikah dan hidup bahagia selamanya tanpa ada siksaan saudara tirinya.
--SEKIAN--