PENGENDALIAN
MUTU HASIL PERTANIAN
Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama
proses produksi sampaiproduk berada di tangan konsumen pada batas yang dapat diterima dengan biaya
seminimal mungkin. Pengendalian mutu jagung pada saat pasca panen dilakukan
mulai pemanenan, pengeringan awal, pemipilan, pengeringan akhir, pengemasan dan
penyimpanan.
Pengeringan merupakan usaha untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu tujuannya agar reaksi
biologis terhenti dan mikro organisme serta serangga tidak bisa hidup di
dalamnya. Pengeringan jagung dapat dibedakan menjadi dua
tahapan yaitu:
• Pengeringan dalam bentuk gelondong.
Pada pengeringan jagung gelondong
dilakukan sampai kadar air mencapai 18% untuk memudahkan pemipilan.
• Pengeringan butiran setelah jagung dipipil.
Pemipilan merupakan kegiatan
memisahkan biji jagung dari tongkolnya. Pemipilan dapat dilakukan dengan cara
tradisional atau dengan cara yang lebih modern. Secara tradisional pemipilan
jagung dapat dilakukan dengan tangan maupun alat
bantu lain yang sederhana seperti kayu, pisau dan lain-lain, sedangkan yang
lebih modern menggunakan mesin pemipil yang disebut Corn sheller yang
dijalankan dengan motor.
Butiran jagung hasil pipilan masih terlalu basah untuk dijual
ataupun disimpan, untuk itu diperlukan satu tahapan proses yaitu pengeringan
akhir. Umumnya petani melakukan pengeringan biji jagung dengan penjemuran di
bawah sinar matahari langsung, sedangkan pengusaha jagung (pabrikan) biasanya
menggunakan mesin pengering tipe Batch Dryerdengan kondisi temperatur
udara pengering antara 50–60oC dengan kelembaban relatif 40%.
Secara umum hasil-hasil pertanian diperoleh dari suatu proses
produksi secara biologis, sehingga setelah dipanen, produknya masih melakukan
kegiatan-kegiatan fisiologis. Tanpa pengendalian yang baik setelah produk
pertanian tersebut dipanen, akan mengalami proses penurunan mutu yang
disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun ekternal.
Mutu bahan hasil pertanian dapat berubah/mengalami
penurunan. Supaya bahan hasil pertanian termasuk hasil olahannya
tetap berada pada taraf tertentu dan berada dalam batas
toleransi yang masih dapat diterima konsumen, maka harus dilakukan pengendalian
mutu. Untuk dapat mengendalikan mutu dengan baik kita perlu memahami
konsep mutu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Kegiatan pengolahan dimaksudkan untuk memperoleh berbagai
bentuk produk olahan. Bentuk produk tersebut dapat berupa produk siap konsumsi
dan produk yang belum siap konsumsi (produk setengah jadi). Apapun bentuknya,
semua produk olahan harus memenuhi kriteria mutu yang telah ditentukan. Menurut
para ahli pangan, mutu didefinisikan sebagai quality is combinations of attributes or characteristics of the
product that have significance in determining the degree
of acceptability of the product. Atas dasar pengertian tersebut, maka yang
menentukan mutu adalah konsumen bukan produsen.
Faktor yang mempengaruhi mutu produk dapat bersifat sensoris
dan sifat yang tersembunyi. Sifat sensoris adalah semua sifat yang dapat
dinilai sengan indera. Penilaian dengan indera penglihatan, misalnya : bentuk,
ukuran, warna, kilap. Penilaian dengan indera peraba, misalnya tekstur; dengan
indera pembau, misalnya bau, aroma. Sedangkan dengan indera pencicip, misalnya
rasa. Sifat yang tersembunyi merupakan sifat-sifat yang penilaiannya dilakukan
menggunakan peralatan/instrumen serta bahan-bahan tertentu, misalnya komposisi
kimia, niali gizi dan toksisitas. Faktor lain yang juga dinilai oleh konsumen
adalah yang berkaitan dengan batas kadaluarsa, kebersihan (estetika),
berdasarkan agama/kepercayaan (ke-halal-an) dan etika.
Untuk meningkatkan mutu produk, produsen juga perlu melakukan
pengendalian mutu. Pengendalian mutu merupakan suatu sistem yang digunakan
untuk menjaga agar produk tetap berada dalam tingkat mutu yang diinginkan
(Deddy Muchtadi, 1996). Selain itu, produsen harus selalu mengupayakan agar
produk yang dihasilkan memperoleh jaminan mutu. Jaminan mutu diartikan sebagai
segenap tindakan yang direncanakan secara sistematis, yang diperlukan untuk
menjamin produknya memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Ada tiga bagian
utama dalam program jaminan mutu, yaitu pengendalian mutu, evaluasi mutu dan
pemeriksaan (auditing). Ketiga kegiatan
tersebut untuk meyakinkan bahwa produk atau proses telah memenuhi spesifikasi
yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment