KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “Penyakit Pada Tanaman Musiman Dan Tanaman Tahunan” tepat pada waktunya.
Kami sampaikan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kami atas
terselesaikannya makalah ini. Kami sampaikan terimakasih kepada guru bidang
studi yang telah membimbing kami atas terselesaikannya makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.Amin
Peranap, 06
September 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dalam pelaksanaan budidaya tanaman kehutanan dan perkebunan ada salah
satu hambatan yang cukup berarti dengan adanya gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT ), karena mengakibatkan rendahnya kwalitas dan poroduksi yang
dihasilkan dan berimplikasi pada rendahnya pendapatan petani.
Beberapa jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT ) yang menyerang
tanaman kehutanan dan perkebunan yang penyebaranya cepat dan luas antara lain:
Ulat daun kelapa (Artona catocantha ), bubuk buah kopi (Hypothenemus
hampai ), Uret tanaman Tebu ( Levidiota stigma), Cacar daun Cengkeh
( ), Pengisap buah Coklat (Helopelthis Sp) dan Pemakan daun pada
tanaman manglid (Plusia Sp). Hama dan penyakit tanaman tersebut
bila tidak diwaspadai secara lebih dini terjadi secara ekplosip dengan serangan
yang cukup berat, mengakibatkan kerusakan tanaman secara total atau tidak
menghasilkan.
Untuk mengetahui perkembangan hama penyakit perlu dilakukan pengamatan
hama penyaki yang bertujuan untuk mengetahui adanya serangan meliputi lokasi,
intensitas dan luas serangan, tingkat populasi dan penyebaran hama penyakit,
pengamtan merupakan salah satu komponen utama dari sistem pengendalian hama
terpadu, hasil pengamatan akan menjadi bahan penentu dalam pengambilan
keputusan perlu tidaknya di laksanakan pengendalian.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Penyakit Pada
Tanaman Tahunan?
2. Menjelaskan Penyakit Pada
Tanaman Musiman?
BAB
II
PEMBAHASAN
- PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN
- CENGKEH
Penyakit – Penyakit Penting Pada Tanaman Cengkeh
1. Bercak Daun Ganggang /Karat Merah
Disebabkan oleh ganggang hijau Cephaleuros virescens, umumnya
berkembang pada musim hujan dan tidak menimbulkan kerugian yang besar.
Gejalanya berupa bercak merah berdiameter 1-2 mm, bercak berbentuk bulat atau
membulat dan berwarna cokelat tua dengan tepi merah yang jelas, bagian
tengahnya terbentuk sporangiofor dan sporadium, koloni ganggang masuk dalam
jaringan daun.
2. Embun Jelaga
Penyebab penyakit ini adalah jamur Capnodium sp. dan Limacinula
samoensis. Jamur tersebut hidup pada kotoran serangga Coccus viridis Green
(kutu daun) yang menempel pada daun. Serangga dapat disebarkan oleh semut dari
daun satu ke daun yang lain. Gejala serangannya pada permukaan daun tampak
lapisan berwarna abu-abu kehitaman. Pada serangan berat, lapisan hitam akan
menutup permukaan daun, tangkai daun dan ranting. Akibat serangan penyakit ini
tanaman menjadi sulit berfotosintesis.
3. Penyakit Cacar Daun Cengkeh (CDC)
Penyakit ini terdapat hampir di semua sentra produksi cengkeh di Indonesia.
Penyakit CDC dikategorikan sebagai penyakit utama di samping penyakit BPKC.
Penyakit CDC dapat menyerang tanaman cengkeh mulai dari pembibitan sampai
tanaman produksi. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang sering menyerang
tanaman cengkeh dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phyllostica
syzygii. Cara penularan penyakit CDC adalah melalui angin dan air
hujan atau melalui bibit. Gejala yang di timbulkan adalah pada permukaan atas
daun timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti cacar. Gejala tersebut
akan lebih jelas terlihat pada daun yang masih muda. Pada bercak-bercak
tersebut kadang-kadang terdapat bintil-bintil hitam kecil. Selain pada daun,
gejala penyakit gugur akibat serangan CDC kadang-kadang terlihat juga pada
buah. Daun-daun yang terkena penyakit CDC secara bertahap akan gugur.
4. Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)
Penyakit BPKC merupakan salah satu penyakit yang paling merusak tanaman
cengkeh karena dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 10-15%. Penyebabnya
adalah bakteri Pseudomonas syzigii. Penularan penyakit BPKC dari pohon
sakit ke pohon sehat melalui vektor berupa serangga Hindola fulfa (di
Sumatera) dan H. striata (di Jawa). Pola penyebaran penyakit ini umumnya
mengikuti arah angin. Penularan penyakit ini dapat pula melalui alat-alat
pertanian seperti golok, gergaji, sabit yang digunakan untuk memotong pohon
sakit.
5. Penyakit mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium)
Bagian yang terserang adalah perakaran serta ranting-ranting muda.
Gejalanya berupa matinya ranting pada ujung-ujung tanaman. Gugurnya daun
diikuti dnegan matinya ranting secara bersamaan (Muttaqin, 2010).
Bioekologi, Strategi dan Rekomedasi Pengendalian
Penyakit
Secara umum cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga
lingkungan tumbuh tanaman yang optimal.
Selain itu, strategi pengendalian pada perkebunan cengkeh ini
tidak memerlukan strategi yang terlalu berlebihan, hal ini dikarenakan penyakit
yang terdapat ditanaman cengkeh ini belum menyebabkan terjadinya penurunan
jumlah produksi. Stategi yang dapat dilakukan yaitu hanya dengan merawat
tanaman untuk mencegah adanya vektor pembawa penyakit dan supaya penyakit yang
sudah ada ditanaman tidak bisa berkembang secara luas.
Tanaman muda merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap hama dan
penyakit, oleh karena itu dari umur tanaman masih muda, tanaman harus dirawat
dan dijaga sebaik mungkin. Daun yang terkena penyakit warnanya akan berubah
sedikit demi sedikit menjadi coklat dengan pinggiran berwarna merah.
- DURIAN
Penyakit pada Durian
- Kanker Batang dan Mati Pucuk.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora dan
merupakan penyakit utama yang paling ditakuti oleh petani durian karena dapat
menyebabkan kematian tanaman hingga 50%. Tanaman yang terinfeksi ditandai
dengan adanya luka di kulit batang bagian bawah dekat tanah. Luka tersebut
mengeluarkan lendir berwarna merah, batang tanaman membusuk, kayunya terbuka
dan warna merah kecoklatan dengan bintik merah atau ungu apabila serangan sudah
parah. Setelah batang tanaman busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun
layu, kemudian rontok dan akhirnya tanaman mati. Cendawan ini biasanya
menyerang tanaman yang digunakan untuk batang bawah.
- Busuk Akar.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium vexans dan Fusarium
sp. menyerang tanaman yang masih berupa bibit maupun tanaman dewasa.
Serangan ditandai dengan bercak nekrotik yang dimulai pada ujung akar lateral,
jika akar dibelah di bagian korteks akan tampak warna coklat dan dibagian yang
berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat .
- Bercak Daun.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum durionis.
Gejala penyakit ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak besar kering pada
daun tanaman yang akhirnya menjadi lubang. Serangan ini dapat menyebabkan
terganggunya fotosintesis tanaman.
- Jamur Upas.
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit pink disease. Gejala yang
ditimbulkan oleh serangan penyakit jamur upas dalah berupa keluarnya cairan
berwarna kuning dari bagian batang yang terserang. Cairan ini diselimuti dengan
benang-benang jamur dengan warna mengkilap berbentuk seperti sarang laba-laba.
Benang-benang tersebut akan berubah warna menjadi merah muda atau pink apabila
pada kelembaban tinggi. Serangan cendawan ini dapat menyebabkan kematian
cabang.
- Jamur Akar Putih.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Rigodoporus lignosus dan
Basidiomycetes dari genus Polyporaceae. Akibat dari serangan cendawan
ini daun menjadi kuning, kemudian coklat, mengkerut dan akhitnya gugur.
- Busuk Buah.
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora.
Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kebasahan
berwarna coklat kehitaman di kulit buah. Setelah beberapa lama buah akan
kebasahan dan bagian yang diserang membentuk miselium dan spongaria berwarna
putih.
Untuk menghasilkan produk durian yang optimal, sejak awal penanaman
perlu dilakukan upaya perlindungan terhadap tanaman. Upaya ini dilakukan dengan
pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman), seperti hama, patogen, dan
gulma. Efektivitas pada pengendalian OPT bisa dilakukan pendekatan memadukan
satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan.
Bioekologi, Strategi, dan Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian penyakit bercak daun Colletotrichum durionis dilakukan
dengan memotong bagian tanaman yang terserang atau dapat menyemprotkan
fungisida yang berbahan aktif tembaga seperti Dhitane M-45 sesuai dengan dosis
yang tertera di kemasan. Cendawan ini berkembang dengan baik pada daerah
pertanaman dengan kelengasan yang relatif tinggi.
Pengendalian penyakit kanker batang Phytophthora palmivora dilakukan
dengan menjaga sanitasi kebun, memperlebar jarak tanaman, menekan gulma,
memangkas tanaman juga dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau dengan
mengoleskannya pada batang yang sudah luka dan kemudian menutupnya dengan
parafin. Cendawan ini sangat menyukai lingkungan biotik dengan kelengasan yang
tinggi terutama di sekitar batang bawah dan piringan yang dipenuhi oleh gulma.
Sedangkan pengendalian penyakit Phytophthora palmivora yang
mengakibatkan busuk buah dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dibarengi
dengan insektisida untuk membunuh serangga dan siput yang menjadi vektor
cendawan. Buah yang telah terinfeksi segera dibuang dan dimusnahkan.
- JERUK
Penyakit pada Jeruk
- Penyakit Kudis
Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Elsinoe fawcetti.
Penyakit ini terdapat menyebar di berbagai pertanaman varietas jeruk di
Indonesia. Gejala kudis dapat terjadi pada daun, ranting dan buah. Gejala awal
ditandai dengan munculnya bintik-bintik coklat pada buah, kuning pada daun,
ranting, buah lalu berkembang menjadi kutil, dengan diameter 2-3mm. Kutil-kutil
ini bergabus dan kelak akan kering menjadi kerak yang mengeras. Kalau kondisi
lingkungan mendukung (kebun cukup lembab) penyakit ini akan berkembang pesat.
Kudis akan menjadi besar karena sejumlah kutil akan bergabung menjadi satu.
Akibatnya buah dapat berubah bentuk, berkerut dan akhirnya mati, berguguran,
walaupun masih muda. Serangan yang tidak parah mengakibatkan perkembangan buah
tidak normal. Buah - buah yang terserang terhambat pertumbuhannya dan sering
mengalami malformasi.Pada daun, gejala kudis terdapat pada bagian bawah
permukaan daun dan kadang-kadang dapat dijumpai pada bagian atasnya. Gejala
terlihat dengan adanya bercak kecil jernih pada daun dan helaian daun, kemudian
berkembang menjadi semacam gabus berwarna kuning/coklat. Infeksi hanya terbatas
pada salah satu permukaan daun saja. Daun yang terserang menjadi berkerut dan
gugur.
Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Elsinoe fawcetti. Cendawan
ini memiliki tubuh yang ringan sehingga penyebarannya dapat terjadi melalui
air, angin atau percikan embun ke tanaman lain yang masih sehat. Cendawan
berukuran sangat kecil, ringan, kira-kira mencapai 38 sampai dengan 106 x 36-80
mikron. Kalau dilihat dengan alat mikroskop, bintil-bintil cendawan ini
sebenarnya kumpulan dari stroma (tubuh) yang didalamnya terdapat spora dan
konidia bening, yang mempunyai peran dalam penyebaran penyakit. Gambar 1.
Mikroskopis Elsinoe sp.
Sumber : (plantmanagementnetwork.org)
Bioekologi
Pada pembibitan batang-bawah, penyakit ini merupakan masalah utama pada
musim hujan. Pembibitan dengan pengairan yang terlalu sering dengan kelembaban
tinggi dan suhu antara 200-250 C menyebabkan penyakit dapat berkembang dengan
cepat. Pembentukan tunas dan buah baru merupakan fase kritis tanaman peka
terhadap serangan patogen.
Siklus Hidup
Aservulus cendawan ini dapat terpisah - pisah atau bersatu, dan agak
bulat. Konidiofor berbentuk tabung, dengan ujung meruncing, warna hialin,
kemudian menjadi agak keruh dan bersekat 1 berwarna gelap.Patogen dapat
bertahan pada daun, dan ranting tanaman yang terinfeksi. Spora cendawan dapat
disebarkan oleh percikan air hujan, tetesan embun, angin, dan serangga. Daun
dan buah yang masih muda sangat mudah terinfeksi patogen ini.
Kondisi yang mendukung penyebaran penyakit
Penyebab utama terjangkitnya penyakit ini adalah keadaan kebun yang
kurang higienis, pertumbuhan gulma yang subur, mahkota daun saling
bersinggungan sehingga keadaan di bawah tanaman lembab, suhu antara 230 sampai
dengan 300 C (penyakit berkembang dengan cepat) dan pada suhu >350 C
perkembangannya akan lambat, keadaan cuaca, tingkat ketahanan varietas,
terbentuknya buah dan tunas baru sangat berpengaruh terhadap perkembangan
penyakit. Pada umumnya penyakit tidak berkembang pada musim kemarau, tetapi
pada musim hujan saat kondisi suhu udara antara 150 sampai dengan 230 C dan
tanaman sedang membentuk tunas dan buah baru, merupakan kondisi yang
menguntungkan bagi perkembangan patogen dan merupakan titik kritis terutama
bila tanamannya rentan.
Pengendalian
Pengendalian Kultur teknis
Penanaman varietas tahan. Mengusahakan agar buah dan tunas tanaman pada
awal musim hujan sudah besar dimana pada kondisi demikian tanaman menjadi lebih
tahan. Mengatur saat pembuahan dapat dilakukan dengan menentukan pengairan
tanaman yang tepat pada jenis jeruk tertentu. Untuk jeruk keprok, diusahakan
terjadi pembungaan lebih awal dengan pemberian air pada tanaman (+ 8 bulan
sebelum musim hujan), sehingga pada awal musim hujan buah sudah agak besar dan
mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap penyakit.
Pengendalian Mekanis/Fisik
Daun-daun, ranting dan buah yang terserang dibakar atau dimusnahkan.
Serangan pada persemaian batang bawah dapat dicegah dengan penghembusan atau
pemberian asap. Tiga bulan menjelang musim penghujan, tanaman jeruk diberi air
dalam jumlah yang cukup untuk menambah daya tahan terhadap serangan penyakit
ini.
Pengendalian Kimiawi
Perkembangan penyakit dapat dihambat dengan cara menyemprotkan
fungisida, antara lain: Benlate 45 dan Bavistin 50 WP.
- Embun jelaga (Capnodium sp.)
Embun Jelaga merupakan salah satu penyakit penting di perkebunan jeruk.
Embun jelaga (Capnodium sp) tidak hanya menyerang daun jeruk tetapi juga
dapat menyerang daun tanaman lain seperti: daun melati, daun mangga, daun
belimbing, daun mengkudu, dan daun jambu biji (Tosasan 2008).
Gejala penyakit
Daun tanaman diliputi oleh cendawan embun jelaga (Capnodium sp.).
Cendawan bukan merupakan parasit (tidak mengambil makanan dari tanaman inang),
tetapi cukup mengganggu tanaman inang dalam hal fotosintesa. Cendawan cuma
memanfaatkan embun madu yang dihasilkan oleh kutu daun (Anonim 2010). Apabila
patogen tersebut membentuk lapisan merata adalah Capnodium sp., sedang yang
membentuk kelompok-kelompok hitam berbulu adalah Meliola sp. (Tosasan 2008).
Kondisi yang mendukung penyebaran penyakit
Penyakit embun jelaga secara umum menyerang bagian daun yang telah dewasa.
Daun yang terserang terlihat hitam karena terdapat selaput hitam yang melapisi
permukaan daun. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari
hifa yang menjalin dan menenun menjadi seperti kumpulan jamur berwarna hitam
(Tosasan 2008). Pada musim kering kumpulan jamur mudah terkelupas dan
diterbangkan oleh angin kepada tanaman yang sehat (Syafril, 2006).
Siklus penyakit
Miselium cendawan ini hanya terdapat di permukaan daun dan tidak masuk
ke dalam jaringan. Untuk pertumbuhannya cendawan hanya memakan embun madu yang
melekat pada daun. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk
dari hifa yang menjalin dan menenun. Apabila udara kering selaput dapat lepas
dari daun dan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang terhembus angin dan
beterbangan kemana-mana. Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau,
sedang pada musim hujan berkurang, karena embun madunya tidak banyak. Tanaman
di bawah naungan intensitas serangannya cenderung lebih besar (Tosasan, 2008).
Gambar 2. Mikroskopis Capnodium sp.
Sumber (bioplagas.es)
Pengendalian
Pengendalian Kultur teknis
Mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur jarak tanam dengan cara
memangkas tanaman atau tunas yang tidak produktif.
Pengendalian Mekanis
Memangkas daun yang terserang dan memusnahkannya. Mengurangi populasi
kutu daun penghasil sekresi sebagai media pertumbuhan cendawan (Tosasan 2008).
Menggosok embun jelaga dengan tangan, menyiramkan air ke daun yang terserang,
tetapi dengan datangnya hujan, cendawan embun jelaga akan mengelupas dengan
sendirinya.
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprot kutu daun
dengan insektisida.
- Busuk Buah
Gejala Penyakit
Mula-mula pada buah terjadi bercak kebasah-basahan, lalu warnanya
berubah menjadi coklat, coklat tua dan hitam. Setelah 5 hari pada bercak ini
tampak jamur putih yang terdiri dari miselium dan sporangium. Penyakit busuk
buah ini juga dapat terjadi pada buah yang letakknya tinggi. Hal ini diduga
jamur dibawa oleh serangga.
Morfologi dan Daur Penyakit
Cara pemencaran jamur penyebab penyakit belum diketahui dengan pasti, Phytophthorasp.
pada jeruk diduga dapat tersebar dalam kebun bersama-sama dengan butiran
tanah, oleh bahan organik yang terangkut oleh air atau oleh serangga sehingga dapat
mencapai buah-buah di pohon yang tinggi letaknya.
Penyebaran penyakit juga dibantu oleh angin ke daun, cabang dan buah.
Penyakit akan semakin parah apabila curah hujan dan kelembaban kebun tinggi.
Jika curah hujan rendah, aktivitas miselium dan meluasnya kanker batang
berlangsung jauh lebih lambat. Pada cuaca kering pohon yang terserang dapat
bertahan lama, dengan gejala kanker yang kulit luarnya mengelupas.
Pengendalian
Cara kultur teknis
Perbaikan drainase tanah agar tidak terlalu basah (lembab). Memangkas
daun-daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban kebun.
Cara mekanis
Memotong (memangkas) bagian tanaman yang terserang berat. Menghindari
luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang sewaktu pemeliharaan tanaman.
Eradikasi tanaman terserang.
Cara biologi
Pemanfaatan jamur antagonis seperti Trichoderma harzianum sebagai
jamur antagonis dapat diaplikasi pada permukaan tanah untuk jamur tular tanah.
Cara kimiawi
Mengerok atau mengupas bagian tanaman yang sakit, kemudian bekas luka
diolesi dengan fungisida.
Penyebab busuk buah
Patogen
Penicillium spp.
Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang
diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau
kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis,
celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan
pemangkasan bagian bawah pohon.
Gambar 3. Mikroskopis Phytophtora sp.
Sumber (scielo.org.ve)
B. PENYAKIT PADA TANAMAN MUSIMAN
- PARE
a. Downy mildew ( Pseudeperonouspora
cubensis )
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak
kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang-tulang
daun. Bercak-bercak pada daun tersebut berawal dari daun-daun tua pada bagian
bawah tanaman dan merambat keatas. Pada pagi hari atau pada saat kelembaban
tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan terlihat massa jamur berwarna hitam.
Kondisi yang mendukung perkembangan jamur adalah kelembaban tinggi dan suhu
sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma, melakukan
rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti
Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari
b. Gemini virus
Penyebab : white fly
Gejala serangan : daun berwarna kekuning-kuningan
kemudian dilanjutkan dengan mengerutnya daun ( Daun Menjadi Kerdil ), penyebab
dari virus ini adalah adanya white fly yang merupakan vektor dari virus ini.
Tanaman yang terserang akan kerdil sehingga tidak akan berproduksi dengan baik
atau sama sekali.
Pengendalian : dengan mencegah terjadinya serangan
white fly dan secara kultur teknis dengan langsung mencabut tanaman yang
terserang penyakit.
- Ubi Kayu
Penyakit penting yang sering menyerang tanaman ubi
kayu adalah sebagai berikut.
a. Layu Bakteri
1. Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
- Penyebab layu adalah bakteri Pseudomonas
solanacearum E.F Smith
- Banyak dijumpai pada daerah yang tingkat kelembabannya
tinggi, dan dapat bertahan lama dalam tanah.
2. Gejala serangan
- Daun layu mendadak seperti tersiram air panas, akar
dan batang hingga ubi busuk lunak berlendir yang berbau asam atau anyir
- Serangan berat dapat menyebabkan kematian pada
tanaman.
3. Pengendalian
- Menggunakan varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira
2 dan Muara, dan rotasi tanaman.
b. Bercak Daun Bakteri
1. Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
- Penyebabnya adalah bakteri Xanthomonas manihotis, sering
disebut “CBG” (Cassava Bacterial Blight)
- Menyerang pada daerah yang curah hujan tinggi.
2. Gejala serangan
Terjadi becak – bercak bersudut pada daun, seolah – olah tembus cahaya,
kemudian layu, bergetah, daun mengering dan menggantung akhirnya tanaman mati.
3. Pengendalian
- Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan
memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, dan rotasi tanaman.
c. Bercak Daun Cokelat
1. Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
- Penyebab adalah cendawan Cercospora heningsii
- Menyerang pada daerah yang berkelembaban tinggi
2. Gejala serangan
Daun yang terserang akan terlihat bercak – bercak cokelat, mengering,
lubang – lubang kecil, dan jaringan daun mati.
3. Pengendalian
- Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan
memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, pelebaran jarak tanam, dan
sanitasi kebun.
d. Bercak Daun Konsentris
1. Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
- Penyebab adalah cendawan phoma phyllostica
- Lingkungan hidup adalah daerah yang berkelembaban
tinggi.
2. Gejala serangan
- Daun berbecak kecil dengan titik – titik pada bagian
tengah, terutama pada bagian daun – daun muda
- Serangan berat menyebabkan daun layu dan berguguran.
3. Pengendalian
- Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan
memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, pelebaran jarak tanam, dan
sanitasi kebun.
3. Tanaman Tomat
a. Layu fusarium
Penyakit layu fusarium
disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya
menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman
tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan pembuluh yang terserang
berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan
batang atas menjadi layu.
Pada malam hari tanaman masih
terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan
cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan
harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk menghindari serangan
penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa
menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada
bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama
hingga bisa kembali ditanami tomat.
b. Busuk daun
Penyakit busuk daun disebabkan
oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di
dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam.
Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan
daun hingga ke tangkai daun.
Tanaman yang terserang penyakit
ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul
dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.
c. Busuk buah
Busuk buah disebabkan oleh
cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat.
Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan
membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang
disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat
bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai
terdapat bercak ungu.
Pengendalian adalah dengan
menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi
harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang
tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila
serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.
d. Bercak bakteri
Penyakit bercak bakteri
disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang
buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak
berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat
keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang
memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian dilakukan dengan
memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan yang berbeda
keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang terserang dicabut
dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung
antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.
BAB III
PENUTUP
A .
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari paper, antara lain ;
1. Produktifitas
dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan penyakit.
2. Masing-masing penyakit memberikan
serangan dan gejala yang berbeda-beda
pada tiap bagian tanaman kelapa sawit.
4. Untuk
penyakit yang meyerang tanaman ini, bagian yang paling sering diserang yaitu bagian daun tanaman.
5. Pengendalian
penyakit pada tanaman ini dapat dikendalikan dengan pemberian herbisida
ataupun pestisida.
B . Saran
Saran
yang dapat diberikan adalah sebaiknya dalam penggunaan herbisida maupun pestisida
dalam pengendalian hama dan penyakit ini digunakan sesuai dengan dosis anjuran
yang benar agar tidak terjadi resistensi pada hama dan penyakit itu sendiri
serta menghindari terjadinya ledakan hama.
No comments:
Post a Comment