Saturday, 13 September 2014

Makalah Penyakit Pada Tanaman Musiman Dan Tanaman Tahunan



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah sosiologi yang berjudul “Penyakit Pada Tanaman Musiman Dan Tanaman Tahunan” tepat pada waktunya.
Kami sampaikan terimakasih kepada teman-teman  yang telah membantu kami atas terselesaikannya makalah ini. Kami sampaikan terimakasih kepada guru bidang studi yang telah membimbing kami atas terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.Amin

Peranap, 06 September 2014




Penyusun











BAB I
 PENDAHULUAN
  1.  Latar Belakang
Dalam pelaksanaan budidaya tanaman kehutanan dan perkebunan ada salah satu hambatan yang cukup berarti dengan adanya gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT ), karena mengakibatkan rendahnya kwalitas dan poroduksi yang dihasilkan dan berimplikasi pada rendahnya pendapatan petani.
Beberapa jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT ) yang menyerang tanaman kehutanan dan perkebunan yang penyebaranya cepat dan luas antara lain: Ulat daun kelapa (Artona catocantha ), bubuk buah kopi (Hypothenemus hampai ), Uret tanaman Tebu ( Levidiota stigma), Cacar daun Cengkeh (  ), Pengisap buah Coklat (Helopelthis Sp) dan Pemakan daun pada tanaman manglid (Plusia Sp). Hama dan penyakit tanaman  tersebut bila tidak diwaspadai secara lebih dini terjadi secara ekplosip dengan serangan yang cukup berat, mengakibatkan kerusakan tanaman secara total atau tidak menghasilkan.
Untuk mengetahui perkembangan hama penyakit perlu dilakukan pengamatan hama penyaki yang bertujuan untuk mengetahui adanya serangan meliputi lokasi, intensitas dan luas serangan, tingkat populasi dan penyebaran hama penyakit, pengamtan merupakan salah satu komponen utama dari sistem pengendalian hama terpadu, hasil pengamatan akan menjadi bahan penentu dalam pengambilan keputusan perlu tidaknya di laksanakan pengendalian.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Penyakit Pada Tanaman Tahunan?
2. Menjelaskan Penyakit Pada Tanaman Musiman?




BAB II
PEMBAHASAN
  1. PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN
  1. CENGKEH
Penyakit – Penyakit Penting Pada Tanaman Cengkeh
1. Bercak Daun Ganggang /Karat Merah
Disebabkan oleh ganggang hijau Cephaleuros virescens, umumnya berkembang pada musim hujan dan tidak menimbulkan kerugian yang besar. Gejalanya berupa bercak merah berdiameter 1-2 mm, bercak berbentuk bulat atau membulat dan berwarna cokelat tua dengan tepi merah yang jelas, bagian tengahnya terbentuk sporangiofor dan sporadium, koloni ganggang masuk dalam jaringan daun.

2. Embun Jelaga
Penyebab penyakit ini adalah jamur Capnodium sp. dan Limacinula samoensis. Jamur tersebut hidup pada kotoran serangga Coccus viridis Green (kutu daun) yang menempel pada daun. Serangga dapat disebarkan oleh semut dari daun satu ke daun yang lain. Gejala serangannya pada permukaan daun tampak lapisan berwarna abu-abu kehitaman. Pada serangan berat, lapisan hitam akan menutup permukaan daun, tangkai daun dan ranting. Akibat serangan penyakit ini tanaman menjadi sulit berfotosintesis.

3. Penyakit Cacar Daun Cengkeh (CDC)
Penyakit ini terdapat hampir di semua sentra produksi cengkeh di Indonesia. Penyakit CDC dikategorikan sebagai penyakit utama di samping penyakit BPKC. Penyakit CDC dapat menyerang tanaman cengkeh mulai dari pembibitan sampai tanaman produksi. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cengkeh dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phyllostica syzygii. Cara penularan penyakit CDC adalah melalui angin dan air hujan atau melalui bibit. Gejala yang di timbulkan adalah pada permukaan atas daun timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti cacar. Gejala tersebut akan lebih jelas terlihat pada daun yang masih muda. Pada bercak-bercak tersebut kadang-kadang terdapat bintil-bintil hitam kecil. Selain pada daun, gejala penyakit gugur akibat serangan CDC kadang-kadang terlihat juga pada buah. Daun-daun yang terkena penyakit CDC secara bertahap akan gugur.

4. Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)
Penyakit BPKC merupakan salah satu penyakit yang paling merusak tanaman cengkeh karena dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 10-15%. Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas syzigii. Penularan penyakit BPKC dari pohon sakit ke pohon sehat melalui vektor berupa serangga Hindola fulfa (di Sumatera) dan H. striata (di Jawa). Pola penyebaran penyakit ini umumnya mengikuti arah angin. Penularan penyakit ini dapat pula melalui alat-alat pertanian seperti golok, gergaji, sabit yang digunakan untuk memotong pohon sakit.

5. Penyakit mati bujang ( bakteri Xylemlimited bacterium)
Bagian yang terserang adalah perakaran serta ranting-ranting muda. Gejalanya berupa matinya ranting pada ujung-ujung tanaman. Gugurnya daun diikuti dnegan matinya ranting secara bersamaan (Muttaqin, 2010).
Bioekologi, Strategi dan Rekomedasi Pengendalian Penyakit
Secara umum cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan tumbuh tanaman yang optimal.
Selain itu, strategi pengendalian pada perkebunan cengkeh ini tidak memerlukan strategi yang terlalu berlebihan, hal ini dikarenakan penyakit yang terdapat ditanaman cengkeh ini belum menyebabkan terjadinya penurunan jumlah produksi. Stategi yang dapat dilakukan yaitu hanya dengan merawat tanaman untuk mencegah adanya vektor pembawa penyakit dan supaya penyakit yang sudah ada ditanaman tidak bisa berkembang secara luas.
Tanaman muda merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap hama dan penyakit, oleh karena itu dari umur tanaman masih muda, tanaman harus dirawat dan dijaga sebaik mungkin. Daun yang terkena penyakit warnanya akan berubah sedikit demi sedikit menjadi coklat dengan pinggiran berwarna merah.



  1. DURIAN
Penyakit pada Durian

  1. Kanker Batang dan Mati Pucuk.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora dan merupakan penyakit utama yang paling ditakuti oleh petani durian karena dapat menyebabkan kematian tanaman hingga 50%. Tanaman yang terinfeksi ditandai dengan adanya luka di kulit batang bagian bawah dekat tanah. Luka tersebut mengeluarkan lendir berwarna merah, batang tanaman membusuk, kayunya terbuka dan warna merah kecoklatan dengan bintik merah atau ungu apabila serangan sudah parah. Setelah batang tanaman busuk, pucuk-pucuk tanaman akan mengering, daun layu, kemudian rontok dan akhirnya tanaman mati. Cendawan ini biasanya menyerang tanaman yang digunakan untuk batang bawah.

  1. Busuk Akar.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium vexans dan Fusarium sp. menyerang tanaman yang masih berupa bibit maupun tanaman dewasa. Serangan ditandai dengan bercak nekrotik yang dimulai pada ujung akar lateral, jika akar dibelah di bagian korteks akan tampak warna coklat dan dibagian yang berkayu akan tampak warna merah muda dengan bercak coklat .

  1. Bercak Daun.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum durionis. Gejala penyakit ini ditandai dengan timbulnya bercak-bercak besar kering pada daun tanaman yang akhirnya menjadi lubang. Serangan ini dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis tanaman.

  1. Jamur Upas.
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit pink disease. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan penyakit jamur upas dalah berupa keluarnya cairan berwarna kuning dari bagian batang yang terserang. Cairan ini diselimuti dengan benang-benang jamur dengan warna mengkilap berbentuk seperti sarang laba-laba. Benang-benang tersebut akan berubah warna menjadi merah muda atau pink apabila pada kelembaban tinggi. Serangan cendawan ini dapat menyebabkan kematian cabang.

  1. Jamur Akar Putih.
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Rigodoporus lignosus dan Basidiomycetes dari genus Polyporaceae. Akibat dari serangan cendawan ini daun menjadi kuning, kemudian coklat, mengkerut dan akhitnya gugur.

  1. Busuk Buah.
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kebasahan berwarna coklat kehitaman di kulit buah. Setelah beberapa lama buah akan kebasahan dan bagian yang diserang membentuk miselium dan spongaria berwarna putih.
Untuk menghasilkan produk durian yang optimal, sejak awal penanaman perlu dilakukan upaya perlindungan terhadap tanaman. Upaya ini dilakukan dengan pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman), seperti hama, patogen, dan gulma. Efektivitas pada pengendalian OPT bisa dilakukan pendekatan memadukan satu atau lebih teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan.
Bioekologi, Strategi, dan Rekomendasi Pengendalian
Pengendalian penyakit bercak daun Colletotrichum durionis dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang atau dapat menyemprotkan fungisida yang berbahan aktif tembaga seperti Dhitane M-45 sesuai dengan dosis yang tertera di kemasan. Cendawan ini berkembang dengan baik pada daerah pertanaman dengan kelengasan yang relatif tinggi.
Pengendalian penyakit kanker batang Phytophthora palmivora dilakukan dengan menjaga sanitasi kebun, memperlebar jarak tanaman, menekan gulma, memangkas tanaman juga dengan menyemprotkan fungisida pada tanaman atau dengan mengoleskannya pada batang yang sudah luka dan kemudian menutupnya dengan parafin. Cendawan ini sangat menyukai lingkungan biotik dengan kelengasan yang tinggi terutama di sekitar batang bawah dan piringan yang dipenuhi oleh gulma. Sedangkan pengendalian penyakit Phytophthora palmivora yang mengakibatkan busuk buah dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dibarengi dengan insektisida untuk membunuh serangga dan siput yang menjadi vektor cendawan. Buah yang telah terinfeksi segera dibuang dan dimusnahkan.

  1. JERUK
Penyakit pada Jeruk
  1. Penyakit Kudis
Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Elsinoe fawcetti. Penyakit ini terdapat menyebar di berbagai pertanaman varietas jeruk di Indonesia. Gejala kudis dapat terjadi pada daun, ranting dan buah. Gejala awal ditandai dengan munculnya bintik-bintik coklat pada buah, kuning pada daun, ranting, buah lalu berkembang menjadi kutil, dengan diameter 2-3mm. Kutil-kutil ini bergabus dan kelak akan kering menjadi kerak yang mengeras. Kalau kondisi lingkungan mendukung (kebun cukup lembab) penyakit ini akan berkembang pesat. Kudis akan menjadi besar karena sejumlah kutil akan bergabung menjadi satu. Akibatnya buah dapat berubah bentuk, berkerut dan akhirnya mati, berguguran, walaupun masih muda. Serangan yang tidak parah mengakibatkan perkembangan buah tidak normal. Buah - buah yang terserang terhambat pertumbuhannya dan sering mengalami malformasi.Pada daun, gejala kudis terdapat pada bagian bawah permukaan daun dan kadang-kadang dapat dijumpai pada bagian atasnya. Gejala terlihat dengan adanya bercak kecil jernih pada daun dan helaian daun, kemudian berkembang menjadi semacam gabus berwarna kuning/coklat. Infeksi hanya terbatas pada salah satu permukaan daun saja. Daun yang terserang menjadi berkerut dan gugur.
Penyebab Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Elsinoe fawcetti. Cendawan ini memiliki tubuh yang ringan sehingga penyebarannya dapat terjadi melalui air, angin atau percikan embun ke tanaman lain yang masih sehat. Cendawan berukuran sangat kecil, ringan, kira-kira mencapai 38 sampai dengan 106 x 36-80 mikron. Kalau dilihat dengan alat mikroskop, bintil-bintil cendawan ini sebenarnya kumpulan dari stroma (tubuh) yang didalamnya terdapat spora dan konidia bening, yang mempunyai peran dalam penyebaran penyakit. Gambar 1. Mikroskopis Elsinoe sp.
Sumber : (plantmanagementnetwork.org)

Bioekologi
Pada pembibitan batang-bawah, penyakit ini merupakan masalah utama pada musim hujan. Pembibitan dengan pengairan yang terlalu sering dengan kelembaban tinggi dan suhu antara 200-250 C menyebabkan penyakit dapat berkembang dengan cepat. Pembentukan tunas dan buah baru merupakan fase kritis tanaman peka terhadap serangan patogen.

Siklus Hidup
Aservulus cendawan ini dapat terpisah - pisah atau bersatu, dan agak bulat. Konidiofor berbentuk tabung, dengan ujung meruncing, warna hialin, kemudian menjadi agak keruh dan bersekat 1 berwarna gelap.Patogen dapat bertahan pada daun, dan ranting tanaman yang terinfeksi. Spora cendawan dapat disebarkan oleh percikan air hujan, tetesan embun, angin, dan serangga. Daun dan buah yang masih muda sangat mudah terinfeksi patogen ini.
Kondisi yang mendukung penyebaran penyakit
Penyebab utama terjangkitnya penyakit ini adalah keadaan kebun yang kurang higienis, pertumbuhan gulma yang subur, mahkota daun saling bersinggungan sehingga keadaan di bawah tanaman lembab, suhu antara 230 sampai dengan 300 C (penyakit berkembang dengan cepat) dan pada suhu >350 C perkembangannya akan lambat, keadaan cuaca, tingkat ketahanan varietas, terbentuknya buah dan tunas baru sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit. Pada umumnya penyakit tidak berkembang pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan saat kondisi suhu udara antara 150 sampai dengan 230 C dan tanaman sedang membentuk tunas dan buah baru, merupakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan patogen dan merupakan titik kritis terutama bila tanamannya rentan.
Pengendalian
Pengendalian Kultur teknis
Penanaman varietas tahan. Mengusahakan agar buah dan tunas tanaman pada awal musim hujan sudah besar dimana pada kondisi demikian tanaman menjadi lebih tahan. Mengatur saat pembuahan dapat dilakukan dengan menentukan pengairan tanaman yang tepat pada jenis jeruk tertentu. Untuk jeruk keprok, diusahakan terjadi pembungaan lebih awal dengan pemberian air pada tanaman (+ 8 bulan sebelum musim hujan), sehingga pada awal musim hujan buah sudah agak besar dan mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap penyakit.
Pengendalian Mekanis/Fisik
Daun-daun, ranting dan buah yang terserang dibakar atau dimusnahkan. Serangan pada persemaian batang bawah dapat dicegah dengan penghembusan atau pemberian asap. Tiga bulan menjelang musim penghujan, tanaman jeruk diberi air dalam jumlah yang cukup untuk menambah daya tahan terhadap serangan penyakit ini.
Pengendalian Kimiawi
Perkembangan penyakit dapat dihambat dengan cara menyemprotkan fungisida, antara lain: Benlate 45 dan Bavistin 50 WP.

  1. Embun jelaga (Capnodium sp.)
Embun Jelaga merupakan salah satu penyakit penting di perkebunan jeruk. Embun jelaga (Capnodium sp) tidak hanya menyerang daun jeruk tetapi juga dapat menyerang daun tanaman lain seperti: daun melati, daun mangga, daun belimbing, daun mengkudu, dan daun jambu biji (Tosasan 2008).
Gejala penyakit
Daun tanaman diliputi oleh cendawan embun jelaga (Capnodium sp.). Cendawan bukan merupakan parasit (tidak mengambil makanan dari tanaman inang), tetapi cukup mengganggu tanaman inang dalam hal fotosintesa. Cendawan cuma memanfaatkan embun madu yang dihasilkan oleh kutu daun (Anonim 2010). Apabila patogen tersebut membentuk lapisan merata adalah Capnodium sp., sedang yang membentuk kelompok-kelompok hitam berbulu adalah Meliola sp. (Tosasan 2008).
Kondisi yang mendukung penyebaran penyakit
Penyakit embun jelaga secara umum menyerang bagian daun yang telah dewasa. Daun yang terserang terlihat hitam karena terdapat selaput hitam yang melapisi permukaan daun. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan menenun menjadi seperti kumpulan jamur berwarna hitam (Tosasan 2008). Pada musim kering kumpulan jamur mudah terkelupas dan diterbangkan oleh angin kepada tanaman yang sehat (Syafril, 2006).
Siklus penyakit
Miselium cendawan ini hanya terdapat di permukaan daun dan tidak masuk ke dalam jaringan. Untuk pertumbuhannya cendawan hanya memakan embun madu yang melekat pada daun. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan menenun. Apabila udara kering selaput dapat lepas dari daun dan pecah menjadi bagian-bagian kecil yang terhembus angin dan beterbangan kemana-mana. Cendawan ini berkembang biak pada musim kemarau, sedang pada musim hujan berkurang, karena embun madunya tidak banyak. Tanaman di bawah naungan intensitas serangannya cenderung lebih besar (Tosasan, 2008).
Gambar 2. Mikroskopis Capnodium sp.
Sumber (bioplagas.es)
Pengendalian
Pengendalian Kultur teknis
Mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur jarak tanam dengan cara memangkas tanaman atau tunas yang tidak produktif.
Pengendalian Mekanis
Memangkas daun yang terserang dan memusnahkannya. Mengurangi populasi kutu daun penghasil sekresi sebagai media pertumbuhan cendawan (Tosasan 2008). Menggosok embun jelaga dengan tangan, menyiramkan air ke daun yang terserang, tetapi dengan datangnya hujan, cendawan embun jelaga akan mengelupas dengan sendirinya.
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprot kutu daun dengan insektisida.

  1. Busuk Buah
Gejala Penyakit
Mula-mula pada buah terjadi bercak kebasah-basahan, lalu warnanya berubah menjadi coklat, coklat tua dan hitam. Setelah 5 hari pada bercak ini tampak jamur putih yang terdiri dari miselium dan sporangium. Penyakit busuk buah ini juga dapat terjadi pada buah yang letakknya tinggi. Hal ini diduga jamur dibawa oleh serangga.
Morfologi dan Daur Penyakit
Cara pemencaran jamur penyebab penyakit belum diketahui dengan pasti, Phytophthorasp. pada jeruk diduga dapat tersebar dalam kebun bersama-sama dengan butiran tanah, oleh bahan organik yang terangkut oleh air atau oleh serangga sehingga dapat mencapai buah-buah di pohon yang tinggi letaknya.
Penyebaran penyakit juga dibantu oleh angin ke daun, cabang dan buah. Penyakit akan semakin parah apabila curah hujan dan kelembaban kebun tinggi. Jika curah hujan rendah, aktivitas miselium dan meluasnya kanker batang berlangsung jauh lebih lambat. Pada cuaca kering pohon yang terserang dapat bertahan lama, dengan gejala kanker yang kulit luarnya mengelupas.
Pengendalian
Cara kultur teknis
Perbaikan drainase tanah agar tidak terlalu basah (lembab). Memangkas daun-daun yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban kebun.
Cara mekanis
Memotong (memangkas) bagian tanaman yang terserang berat. Menghindari luka mekanis pada bagian akar dan pangkal batang sewaktu pemeliharaan tanaman. Eradikasi tanaman terserang.
Cara biologi
Pemanfaatan jamur antagonis seperti Trichoderma harzianum sebagai jamur antagonis dapat diaplikasi pada permukaan tanah untuk jamur tular tanah.
Cara kimiawi
Mengerok atau mengupas bagian tanaman yang sakit, kemudian bekas luka diolesi dengan fungisida.
Penyebab busuk buah
Patogen
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
Gambar 3. Mikroskopis Phytophtora sp.
Sumber (scielo.org.ve)



B. PENYAKIT PADA TANAMAN MUSIMAN

  1. PARE
a. Downy mildew ( Pseudeperonouspora cubensis )
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis
Gejala serangan : berupa bercak-bercak kekuning-kuningan pada permukaan daun bagian atas yang di batasi tulang-tulang daun. Bercak-bercak pada daun tersebut berawal dari daun-daun tua pada bagian bawah tanaman dan merambat keatas. Pada pagi hari atau pada saat kelembaban tinggi, dibagian permukaanbawah daun akan terlihat massa jamur berwarna hitam. Kondisi yang mendukung perkembangan jamur adalah kelembaban tinggi dan suhu sejuk ( 18˚- 22˚C ) atau hujan yang diselingi panas.
Pengendalian : sanitasi lahan dari gulma, melakukan rotasi tanaman dan aplikasi yang berbahan aktif propineb dan tridemorf, seperti Ridomil Gold dosis 2 gr pada pagi hari
b. Gemini virus
Penyebab : white fly
Gejala serangan : daun berwarna kekuning-kuningan kemudian dilanjutkan dengan mengerutnya daun ( Daun Menjadi Kerdil ), penyebab dari virus ini adalah adanya white fly yang merupakan vektor dari virus ini. Tanaman yang terserang akan kerdil sehingga tidak akan berproduksi dengan baik atau sama sekali.
Pengendalian : dengan mencegah terjadinya serangan white fly dan secara kultur teknis dengan langsung mencabut tanaman yang terserang penyakit.

  1. Ubi Kayu
Penyakit penting yang sering menyerang tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut.
                     a.      Layu Bakteri
1.    Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
-       Penyebab layu adalah bakteri Pseudomonas solanacearum E.F Smith
-       Banyak dijumpai pada daerah yang tingkat kelembabannya tinggi, dan dapat bertahan lama dalam tanah.
2.    Gejala serangan
-       Daun layu mendadak seperti tersiram air panas, akar dan batang hingga ubi busuk lunak berlendir yang berbau asam atau anyir
-       Serangan berat dapat menyebabkan kematian pada tanaman.
3.    Pengendalian
-       Menggunakan varietas yang tahan seperti Adira 1, Adira 2 dan Muara, dan rotasi tanaman.
                     b.      Bercak Daun Bakteri
1.    Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
-       Penyebabnya adalah bakteri Xanthomonas manihotis, sering disebut “CBG” (Cassava Bacterial Blight)
-       Menyerang pada daerah yang curah hujan tinggi.
2.    Gejala serangan
Terjadi becak – bercak bersudut pada daun, seolah – olah tembus cahaya, kemudian layu, bergetah, daun mengering dan menggantung akhirnya tanaman mati.
3.    Pengendalian
-       Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, dan rotasi tanaman.
                      c.      Bercak Daun Cokelat
1.    Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
-       Penyebab adalah cendawan Cercospora heningsii
-       Menyerang pada daerah yang berkelembaban tinggi
2.    Gejala serangan
Daun yang terserang akan terlihat bercak – bercak cokelat, mengering, lubang – lubang kecil, dan jaringan daun mati.
3.    Pengendalian
-       Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, pelebaran jarak tanam, dan sanitasi kebun.

                     d.      Bercak Daun Konsentris
1.    Penyebab dan lingkungan hidup penyakit
-       Penyebab adalah cendawan phoma phyllostica
-       Lingkungan hidup adalah daerah yang berkelembaban tinggi.
2.    Gejala serangan
-       Daun berbecak kecil dengan titik – titik pada bagian tengah, terutama pada bagian daun – daun muda
-       Serangan berat menyebabkan daun layu dan berguguran.
3.    Pengendalian
-       Menggunakan varietas yang tahan, memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit berat, pelebaran jarak tanam, dan sanitasi kebun.

3.      Tanaman Tomat

a. Layu fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur Fusarium oxysporum. Jamur ini awalnya menyerang dari akar kemudian berkembang ke lewat jaringan pembuluh. Tanaman tomat yang terkena penyakit ini akan berubah menjadi layu dan mati.
Jaringan pembuluh yang terserang berwarna coklat dan menghambat aliran air dari akar ke daun. Sehingga daun dan batang atas menjadi layu.
Pada malam hari tanaman masih terlihat segar, begitu ada sinar matahari dan terjadi penguapan tanaman dengan cepat menjadi layu. Pada sore harinya, bisa kembali menjadi segar dan keesokan harinya akan layu kembali hingga pada akhirnya mati.
Untuk menghindari serangan penyakit ini gunakan benih yang resisten. Penggunaan mulsa plastik juga bisa menekan perkembangan jamur dalam tanah. Hindari budidaya tanaman tomat pada bekas lahan yang pernah terserang jamur ini. Berikan jeda yang cukup lama hingga bisa kembali ditanami tomat.

b. Busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Biasanya menyerang pada tanaman tomat di dataran tinggi. Gejala serangan pada daun terjadi bercak coklat hingga hitam. Awalnya menyerang ujung dan sisi daun, kemudian meluas ke seluruh permukaan daun hingga ke tangkai daun.
Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, jangan di kubur. Gunakan varietas unggul dan bebas jamur. Penyemprotan bisa menggunakan fungisida.

c. Busuk buah

Busuk buah disebabkan oleh cendawan Thanatephorus cucumeris. Penyakit ini menyerang buah tomat. Buah yang terserang akan terlihat bercak kecil berwarna coklat. Kemudian akan membesar, cekung dan bagian tengahnya retak.
Selain itu ada busuk buah yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum coccodes. Gejalanya terdapat bercak kecil berair, membulat dan cekung. Pada pangkal buah dekat tangkai terdapat bercak ungu.
Pengendalian adalah dengan menggunakan benih resisten. Sisa tanamn yang sakit tidak boleh dipendam tapi harus dibakar untuk memutus siklus hidup cendawan. Gunakan air untuk menopang tanaman tomat agar buah tidak menyentuh tanah. Lakukan rotasi tanaman bila serangan meluas semprot dengan fungisida yang berbahan aktif kaptafol.

d. Bercak bakteri

Penyakit bercak bakteri disebabkan oleh Xanthomonas vesicatoria. Penyakit ini bisa menyerang buah, daun dan batang tanaman tomat. Pada buah pada mulanya terlihat bercak berair dan berubah menjadi bercak bergabus. Daun yang terserang akan terlihat keriting dan mengering. Sedangkan batang yang terserang akan terlihat kerang memanjang berwarna keabu-abuan.
Pengendalian dilakukan dengan memilih benih unggul yang bebas penyakit. Rotasi tanama dengan yang berbeda keluarga bisa membantu menekan resiko serangan. Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa menggunakan bakterisida yang mengandung antibiotik, gunakan dosis sesuai petunjuk.
BAB III
PENUTUP

A . Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari paper, antara lain ;
        1.      Produktifitas dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan  penyakit.
         2.    Masing-masing penyakit memberikan serangan dan gejala yang  berbeda-beda pada tiap bagian tanaman kelapa sawit.
        4.     Untuk penyakit yang meyerang tanaman ini, bagian yang paling sering  diserang yaitu bagian daun tanaman.
        5.      Pengendalian penyakit pada tanaman ini dapat dikendalikan dengan  pemberian herbisida ataupun pestisida.

B . Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya dalam penggunaan herbisida maupun pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit ini digunakan sesuai dengan dosis anjuran yang benar agar tidak terjadi resistensi pada hama dan penyakit itu sendiri serta menghindari terjadinya ledakan hama.

No comments:

Post a Comment